Warning: Trying to access array offset on value of type null in /home/mahk1331/public_html/wp-content/plugins/unyson/framework/includes/option-types/typography-v2/class-fw-option-type-typography-v2.php on line 148

Warning: foreach() argument must be of type array|object, null given in /home/mahk1331/public_html/wp-content/plugins/unyson/framework/includes/option-types/typography-v2/class-fw-option-type-typography-v2.php on line 148
lang="id-ID" class="" data-skin="light" prefix="og: https://ogp.me/ns#"> Kerupuk dan Sejarahnya di Indonesia - Mahkota Dollar

Kerupuk dan Sejarahnya di Indonesia

Sejarah kerupuk di Indonesia
Author
Shopee Icon Tokopedia Icon TikTok Shop Mahkota Dollar Link Tree Mahkota Dollar

Kerupuk adalah makanan populer di masyarakat Indonesia dan cukup unik memang kuliner yang satu ini karena kerupuk dapat disebut sebagai cemilan namun juga dapat disantap saat makan. Kerupuk tidak selalu dibuat dengan tepung tapioka, tetapi kerupuk identik dengan 3 proses pembuatan. Persiapan, pengeringan dan memasak (bisa digoreng atau dipanggang dalam minyak atau pasir). Kerupuk memiliki tekstur yang renyah dan sering digunakan sebagai topping berbagai masakan masyarakat Indonesia seperti nasi goreng, gado-gado, lotek, mie baso, mie kocok, soto, dll.

Saking populernya kuliner kerupuk ini, pada tiap daerah di Indonesia memproduksi berbagai jenis kerupuk berbeda-beda dari versi rasa dan keunikannya, seperti: Kerupuk Ikan, Kerupuk Mlarat, Kerupuk Upil, Kerupuk Hitch, Kerupuk Bawang, Kerupuk Bawang Putih, Kerupuk Kulit, Kerupuk Gender, Kerupuk Sanjay, Kerupuk Enpin, Kerupuk Cabai, Kerupuk Kempran dan lainnya.

Kemudian dari berbagai jenis kerupuk ini kerupuk udang dan kerupuk ikan adalah jenis kerupuk primadona dan paling mudah ditemui di Indonesia. Selain itu juga ada versi kerupuk yang berharga murah seperti kerupuk aci atau kerupuk mlarat. Kerupuk ini hanya dibuat menggunakan adonan sagu atau tepung tapioka, garam, bahan pewarna makanan, dan monosodium glutamat atau dikenal dengan nama dagang vetsin.

Kerupuk biasanya dijual didalam kemasan yang belum digoreng namun khusus untuk kerupuk dari bahan ikan biasanya dijual dalam bentuk sudah digoreng karena sulit mengembang ketika digoreng tanpa skill khusus. Untuk menggoreng kerupuk kulit atau kerupuk ikan perlu digoreng sebanyak dua kali. Kerupuk harus digoreng terlebih dahulu dalam minyak goreng bersuhu rendah sebelum ditaruh di penggorengan dengan minyak goreng panas.

Sejarah Kerupuk

Dilansir dari media kompas, menurut seorang Sejarawan Fadly Rahman dan sekaligus penulis buku Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia. “Kerupuk sudah tercatat dalam naskah Jawa Kuno sejak sebelum abad ke-10 Masehi.”

Ini artinya kerupuk sudah ada sebagai makanan pendamping bangsa Indonesia pada masa itu. Salah satu jenis kerupuk tertua yang sudah lama dikonsumsi adalah kerupuk rambak.

Kerupuk Rambak
Potret Kerupuk Rambak/Kerupuk Kulit

Sejarah Kerupuk Aci

Kerupuk Uyel
Potret Kerupuk Uyel Salah Satu Kerupuk Berbahan Aci
Kerupuk Merah
Potret Kerupuk Merah Salah Satu Kerupuk Berbahan Aci

Kerupuk ini sesuai dengan namanya terbuat dari tepung tapioka. Ini dapat kita kenali dari kata “aci” yang merupakan sebutan tepung tapioka di daerah Jawa Barat khususnya bagi masyarakat Sunda. Kerupuk aci ini pertama kali muncul pada abad ke-19. Pada saat itu singkong menjadi komoditas pangan yang diandalkan oleh masyarakat Indonesia.

Diduga pada abad ke-19 kerupuk aci digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk bertahan hidup, karena sulitnya pangan pada waktu itu. Sulitnya pangan pada waktu itu karena kondisi yang tidak memungkinkan akibat perang dan akibat dari tanam paksa. Kemudian kerupuk aci ini dijadikan sebagai lauk bagi rakyat biasa. Lauk pauk yang ada di pasar sangat mahal dan tidak dapat dijangkau oleh lapisan masyarat yang tidak berpunya.

Sejarah Rambak

Berbeda dengan kerupuk aci, kerupuk rambak dikonsumsi oleh masyarakat dengan kasta sosial yang berbeda. Rambak yang terbuat dari bahan kulit sapi atau kerbau ini sering juga dikonsumsi oleh masyarakat Hindia Belanda seperti kalangan para priyayi.

“Bagi masyarakat pribumi dari kalangan jelata maupun kalangan bangsawan, juga menikmati kerupuk rambak,” ujar Fadly. Pada masa kerajaan, rambak dijadikan sebagai hidangan pelengkap pada saat jam makan tiba. Fadly mengatakan hal ini sama seperti masa sekarang yang menjadikan kerupuk sebagai makanan pendamping kegemaran masyarakat Indonesia.

 

Tags:
Bagikan ke social media sahabat mahkota yuk!

Jika sahabat mahkota benar-benar terbantu tentang topik ini dan orang lain layak untuk tahu juga, maka jangan lupa klik link sosial media dibawah ini dan bagikan yak! Thanks 😊

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related posts:

Featured posts:

Yuk berlangganan konten kami