Boba pertama kali lahir di Taiwan. Sejarah boba jika dirunut ke belakang bermula dari tanaman singkong asal Brazil yang masuk ke Taiwan pada 1895-1945. Ekstrak singkong asal Amerika Selatan inilah yang kemudian dibuat menjadi mutiara tapioka pertama. Saat itu, mutiara tapioka masih berupa butiran-butiran kecil dengan tekstur keras, berwarna putih, dan rasanya hambar.
Minuman boba sendiri, atau juga dikenal dengan nama teh susu boba (bahasa Tionghoa: 珍珠奶茶; Pinyin: zhēnzhū nǎichá; atau 波霸奶茶; bōbà nǎichá) adalah sejenis minuman dengan bahan dasar teh yang bermula di daerah Tainan dan Taichung pada 1980-an. Teh boba tertua yang dapat diketahui terdiri dari campuran teh hitam Taiwan panas, sagu mutiara kecil (粉圓; fěn yuán), susu kental manis, dan sirup (糖漿) atau madu.
Meskipun diketahui bahwa teh boba pertama kali menjadi populer pada 1980-an di Taiwan, namun terdapat beberapa perdebatan mengenai siapa pencipta aslinya. Ada dua teori yang saling bersaing mengenai asal mula teh boba ini.
Dua teori mengenai sejarah boba :
- Teori pertama menunjuk pada Tu Tsong-he, pemilik kedai teh Hanlin, yang diklaim menjual minuman pertama dengan bola tapioka pada tahun 1986. Tu Tsong-he kala itu terinspirasi oleh bola-bola tapioka putih yang dilihatnya di pasar Ya Mu Liao. Dari situ, ia kemudian menciptakan teh menggunakan bola tapioka, menghasilkan apa yang disebut dengan “teh mutiara”. Kala itu mutiara tapioka yang digunakan masih berupa bola tapioka yang berwarna putih, hambar, dan agak keras. Lalu, Tu Tsong-he melakukan inovasi ke mutiara berwarna hitam. Mutiara ini direbus dalam tong besar dan disiram sirup karamel manis atau madu selama berjam-jam hingga menghasilkan warna hitam, teksturnya kenyal dan membal, persis seperti yang kita lihat saat ini. Inilah cikal bakal minuman boba yang kita nikmati sekarang. Sejak saat itu, di banyak lokasi, orang dapat membeli teh mutiara dengan versi bola-bola tapioka hitam dan bola-bola tapioka putih. Dan dalam perkembangannya, bola-bola tapioka hitam yang relatif lebih mahal ini menjadi lebih populer.
- Teori kedua mengeklaim bahwa minuman pertama dengan bola tapioka bermula di kedai teh Chun Shui Tang di Taichung, Taiwan. Awalnya, pendirinya yang bernama Liu Han-chieh memperoleh inspirasi saat kunjungannya ke Jepang pada tahun 1980, ia mengamati bagaimana cara orang-orang Jepang menyajikan kopi dingin, kemudian ia mendapatkan ide untuk menerapkan metode yang sama pada penyajian teh. Gaya baru menyajikan teh ini mendongkrak bisnisnya dengan pesat, banyak jaringan dan cabang tokonya didirikan di berbagai lokasi. Kemudian manajer pengembangan produk yang bernama Lin Hsui Hui menciptakan teh boba, mulanya ia iseng menuangkan sagu mutiara ke dalam jamuan es teh dalam suatu pertemuan yang membosankan pada tahun 1988, secara mengejutkan minuman ini diterima dengan baik oleh para hadirin di pertemuan tersebut, sehingga memotivasinya untuk memasukkannya sebagai menu untuk dijual ke khalayak umum. Menu baru ini akhirnya menjadi produk terlaris waralaba tersebut. Dan karena ekspansi yang pesat dari toko tersebut, maka teh boba pun meledak popularitasnya secara instan dan eksponensial.
Sampai saat ini tidak bisa dipastikan mana di antara kedua teori itu yang benar dan lebih dulu menciptakan teh boba. Yang pasti, minuman boba ini berasal dari teh boba yang begitu populer di Taiwan pada 1980-an sebagaimana cerita di atas.
Mutiara tapioka yang lebih besar (波霸/黑珍珠) dengan cepat menggantikan mutiara kecil. Segera setelah itu, berbagai inovasi untuk menciptakan cita rasa yang berbeda, terutama cita rasa buah, menjadi populer. Cita rasa tersebut dapat ditambahkan dalam bentuk bubuk, bubur, atau sirup ke teh oolong, teh hitam, atau teh hijau, yang kemudian dikocok bersama dengan es dalam pengocok koktail. Campuran teh tersebut kemudian dituangkan ke dalam gelas dengan taburan boba di atasnya.
Nah, setelah begitu menjamur di Taiwan, minuman ini pun mulai merambah pasar luar negeri.
Teh boba diterima dengan baik oleh konsumen asing di Amerika Utara dan Amerika Serikat, khususnya di sekitar daerah dengan populasi ekspatriat Tiongkok dan Taiwan yang tinggi, dan cukup populer dengan sebutan nama bubble tea.
Kemudian, pada tahun 1990-an, minuman ini mulai menjadi populer di sebagian besar Asia Timur dan Asia Tenggara, terutama Vietnam, dan akhirnya merebak ke Indonesia, yang terkadang dikenal juga dengan sebutan pearl milk tea, karena ukurannya yang lebih kecil daripada boba asli. Gerai-gerai pearl milk tea yang terkenal di Jakarta misalnya adalah Chatime, Come Buy, Calais, dan juga MyCha.
Jaringan waralaba minuman boba ternama asal Taiwan yang telah hadir di Indonesia antara lain adalah Chatime, KOI Thé, Xing Fu Tang, OneZo, dan Tiger Sugar.
Adapun Xiboba yang sangat terkenal di Indonesia sebenarnya adalah brand yang dikembangkan oleh Michelle Sulistyo bersama rekan-rekannya pada September 2019. Michelle Sulistyo adalah pemilik Kulo Group yang juga memiliki brand Kedai Kopi Kulo yang ikonik dan beberapa brand lain seperti Kitamura Shabu, Korean BBQ, dan Pochajjang. Untuk mengembangkan brandfranchise Xiboba ini Kulo Group bekerja sama dengan Mitra Boga Ventura, kelompok pengusaha lainnya yang juga memiliki brand waralaba seperti Co Choc.
